~asSaLamUalAikum~

VIVA HISTORIA VIVA HISTORIA VIVA HISTORIA VIVA HISTORIA VIVA HISTIROA VIVA HISTORIA

Selasa, 01 Januari 2008

tragedi pesantren Takeran dlm Madiun Affair 1948

Aksi pemberontakan PKI dalam Madiun Affair 1948 menjadikan pesan-tren sebagai sasaran utama yang harus dibasmi. Sebab, pesantren dianggap sebagai basis kekuatan masyumi yang menjadi musuh besar PKI. Di lain pihak pada tahun-tahun menjelang pemberontakan PKI, pimpinan Uni Soviet Stalin sedang gencar mencengkeramkan kukunya pada umat Islam di Asia Tengah yang menyebabkab berjuta-juta umat islam terbunuh atau dibuang ke Siberia. Sebagai murid Stalin yang setia, Muso tidaklah berlebihan ketika memprioritas-kan aksinya di pesantren.
Sejarah telah mencatat kelicikan-kelicikan PKI yang menculik satu demi sartu pimpinan pesantren yang dianggap musuh. Yel-yel PKI adalah “Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati”. PKI memang berhasil melumpuhkan sejum-lah pesantren di Magetan. Salah satu pesantren incaran PKI adalah Takeran. Pesantren ini secara geografis sangat dekat dengan Gorang Gareng sehingga dapat dikatakan bahwa pesantren Takeran adalah rangkaian pembantaian PKI yang terjadi di Gorang Gareng.
Pesantren Takeran atau dikenal dengan pesantren Sabilil Muttaqien dipim-pin oleh Kiai Imam Mursjid Muttaqien yang masih berumur 28 tahun. Pesantern Takeran merupakan salah satu pesantren yang paling berwibawa di Magetan kerena pemimpinnya mempunyai pengaruh yang sangat besar karena Kyai Imam Mursjid juga bertindak sebagai Imam tarekat Syatariyah.
Pesantren menjadi musuh utama PKI karena dalam pesantren itu ter-dapat kekuatan yang sangat diperhitungkan yaitu di dalam pesantren Takeran mamang aktif melakukan penggemblengan fisik dan spiritual terhadap para santri.
Pada tanggal 17 September 1948, tepatnya hari Jum’at Kiai Hamzah dan Kiai Nurun yang berasal dari Tulungagung dan Tegal Rejo pergi ke Burikan. Setelah kepergian mereka seusai sholat Jum’at, Kiai Imam Mursjid didatangi oleh tokoh-tokoh PKI. Saat itu Kiai Imam Mursjid diajak bermusyawarah mengenai republik Soviet Indonesia. Keprgian pemimpin pesantren mereka mimbulkan tanda tanya besar, dua hari kemudian keberadaan iai Imam Mursjid belum diketahui secara pasti. PKI terus melakukan penangkapan dan penculiakan kepada ustadz-ustadz yang lain seperti Ahmad Baidway, Husein, Hartono, dan Hadi Addaba.
Mereka tidak pernah embali. Bahkan sebagian besar ditemukan sudah menjadi mayat di lubang-lubang pembatantaian yang tersebar diberbagai tenpat di magetan. Yang menimbulkan kegeranan adalah sampai sekarang adalah tempat pembamtaian Kiai Mursjid yang belum diketagui sampai sekarang karena mayatnya belum dapat ditemukan. Bahkan dari daftar korban yang dibuat PKI sendiri tidak tercantum nama Kiai Mursjid

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih telah mengangkat sejarah yang tak lepas dari keberadaan saya sekarang di dunia...
memang benar itu adanya...itulah fakta kebengisan PKI membantai kakek2 kami....

Anonim mengatakan...

salam kenal..
jazakumulloh

DICK MOBIOUS mengatakan...

kakak, boleh tahu sumber tulisannya ndak?

Tejo Satrio Utomo mengatakan...

sumber ada banyak, kalau mau tau langsung bisa datang ke saya di takeran. cari saja nama saya di dusun landangan takeran. kita bisa bincang-bincang sambil ngopi-ngopi... oke saya tunggu